Ketika Liga 1 Dalam Definisi Tinggi Masih Sekedar Mimpi
Kamis (8/3) kemarin, berbagai informasi terkait Liga 1 musim 2018 telah diumumkan oleh PT. Liga Indonesia Baru selaku operator penyelenggara hajatan bal-balan sepanjang tahun tersebut. Satu hal yang kami nanti-nantikan adalah mengenai pemegang hak siar setelah musim lalu dipegang oleh tvOne.
Jika Anda penikmat sepak bola dalam negeri, "kesegaran visual" yang pertama kali dihadirkan oleh NET.TV lewat eksebisi bertajuk Bhayangkara Cup pasti tak lepas dari perhatian Anda. Selain menggunakan pesawat nirawak dalam menampilkan suasana di luar dan dalam stadion saat awal, tengah dan akhir pertandingan, tayangan dengan resolusi tinggi sungguh sangat memanjakan mata.
tvOne dan saluran televisi lain pun akhirnya mengadopsi hal yang sama saat memproduksi siaran sepak bola dengan memanfaatkan drone. Namun dalam hal ketajaman visual, masih jauh dibandingkan NET. Sebab itulah kami menantikan pengumuman mengenai hak siar Liga 1 musim ini yang terjawab sudah: Emtek Grup + tvOne.
Emtek merupakan perusahaan media yang menaungi SCTV, Indosiar dan OChannel, di mana dua stasiun terakhir diputuskan yang akan menyiarkan secara langsung pertandingan Liga 1 hingga tiga tahun ke depan. Menariknya ada tvOne di sana yang merupakan kompetitor mereka.
Diberitakan bahwa tvOne masih menyisakan satu musim kontrak dengan PSSI, meski anehnya mengapa ada Emtek masuk sebagai pemegang hak siar karena tvOne pada 2017 "mampu" menyiarkan hampir semua pertandingan hanya sendiri.
Kami berpendapat bahwa PSSI dan/atau PT. Liga Indonesia Baru setidaknya ingin lepas dari "jerat" kontrak lama PSSI yang dulu pernah berseteru. Pada era tersebut, PSSI sangat kental nuansa Partai Golongan Karya sehingga dibuat kontrak jangka panjang dengan antv yang merupakan perusahaan televisi milik Aburizal Bakrie sebagai pemegang hak siar Indonesia Super League.
Kemudian pemerintah turun tangan membenahi kisruh PSSI sehingga QNB League 2015 langsung dihentikan setelah FIFA secara resmi membekukan PSSI dari keanggotaannya. Hingga akhirnya rekonsiliasi terjadi, liga jalan lagi dan kontrak hak siar tersebut masih ada, maka tvOne melenggang sepanjang 2017 lalu sebagai pemegang hak siar tunggal, yang belakangan ditambah iFlix pada pertengahan musim.
Bagaimana kualitas siaran tvOne? Sebenarnya tidak jelek, karena stasiun televisi ini memang mendedikasikan pada berita dan tayangan olah raga. Sportcaster cantik mampu membawa acara dengan baik alih-alih sekedar sebagai "penyegar", ditambah komentator langganan yang mampu memandu jalannya pertandingan dengan baik. Sayangnya kekurangan hanya pada siaran yang masih sebatas SD alias standar definition, seperti dapat Anda lihat pada salah satu video ulasan favorit kami berikut ini.
Lalu apakah Indosiar dan OChannel mampu memberi pengalaman nonton yang lebih baik atau setidaknya sama baiknya dengan NET.? Kami pesimis, karena dari hasil penelusuran, setidaknya hanya beberapa televisi lokal saja yang sudah siaran dalam resolusi HD: Kompas TV, RCTI, Trans TV, Trans|7, CNN dan Berita Satu selain tentunya NET.
Dengan demikian, baik tvOne maupun Indosiar dan OChannel, sama-sama hanya akan menampilkan siaran berformat SD sehingga "impian" saya bisa menyaksikan Liga 1 setidaknya seperti pada AFC Cup yang ditayangkan oleh Fox Sports dalam format HD, harus menunggu entah sampai kapan.
Belum lagi kemungkinan besar ketiga stasiun TV tersebut akan melarang penyedia layanan TV yang saya gunakan untuk menyiarkan pertandingan-pertandingan terkait hak cipta, sehingga tiap pertandingan harus disaksikan dengan cara "streaming" di aplikasi Vidio ataupun Viva.