Sebulan Bersama BlackBerry KeyOne: Sebuah Review
Digadang-gadang sebagai perangkat Android teraman, BlackBerry KeyOne berani dibanderol dengan harga nyaris Rp9 juta. Bagaimana kesan kami setelah menggunakannya sebagai perangkat harian selama satu bulan lebih? Juga rangkuman plus-minus serta contoh hasil foto dan video?
Desain
KeyOne bisa dikatakan melenggang sendirian karena tidak ada kompetitor di kelasnya yang juga memiliki full QWERTY keyboard. Layar 4.5 inci kami rasa cukup untuk berbagai penggunaan baik multimedia maupun bekerja. Karena, meski dirasa agak kecil bagi sebagian orang, perlu diingat bahwa layar tidak akan terpotong oleh papan ketik di layar sentuhnya sehingga tetap terlihat lega.
Apalagi BlackBerry membekali KeyOne dengan bezel atau bingkai layar yang tipis. Di atas layar sebelah kiri bisa ditemukan lensa kamera 8MP, earpice untuk mendengar lawan bicara saat menelepon secara tradisional (bukan panggilan telepon ataupun menggunakan loudspeaker), lampu notifikasi serta sensor yang dilapisi kaca.
Sementara di bawah layar, sebelum ke papan ketik, terdapat tiga buah tombol sensitif sentuh yang bisa sangat annoying saat bermain game terutama balap, serta dalam beberapa aktivitas dasar karena sering kali kami mengalami salah sentuh. Dalam hal bermain Real Racing 3 misal, jika biasanya kami memegang ponsel sisi atasnya berada di tangan kiri, maka khusus KeyOne kami harus membaliknya agar jika salah sentuh, maka yang tereksekusi adalah tombol tugas jamak, bukan tombol kembali.
Di sisi samping kanan, terdapat tiga buah tombol - dua tombol panjang adalah volume naik dan turun, serta tombol satunya tombol praktis atau pemintas yang bisa Anda personalisasi sesuai kebutuhan. Untuk memasukkan dan mengeluarkan kartu SIM berukuran nano, bisa diakses dari tray di atas tombol volume. Ukuran lubang tray ini lebih kecil dari ponsel lainnya, sehingga Anda harus menggunakan pin ejector yang disertakan dalam paket pembelian, atau jarum sekalian. Slot microSD juga dapat ditemukan di sini, namun sifatnya hibrida sehingga Anda harus memilih: menambah memori atau satu kartu SIM lagi?
Mikrofon terletak di sisi atas, dan kami rasa juga di sisi bawah berada di dalam lubang yang nampak seperti speaker kiri, sehingga secara teknis KeyOne mampu merekam suara stereo. Sayangnya, speaker yang berfungsi sebagai penyembur suara hanya sisi kanan saja sehingga tidak terasa stereo. Oh ya, tipe konektor yang digunakan KeyOne untuk keperluan pengisian daya dan pemindahan data via kabel adalah USB tipe-C, sehingga Anda perlu memastikan membawanya saat berpegian lama atau jauh karena tidak bisa "nebeng teman".
Terakhir di sisi belakang, ada kamera dengan lingkar bezel lensa yang cukup besar di pojok kiri atas, ditemani lampu kilat two tone alias dua warna yang berbeda, kuning dan putih, untuk menciptakan pencahayaan yang lebih maksimal terutama untuk obyek wajah manusia. Sayangnya, lampu kilat absen di sisi depan meski BlackBerry memberikan opsinya memanfaatkan layar yang menjadi putih dengan level kecerahan tertinggi selama sesaat.
Kembali ke sisi belakang KeyOne yang berpola cekung, pengalaman kami menggunakan produknya sebelum diluncurkan membuat kami tidak membuka lapisan plastik belakang hingga saat ini. Karena sisi ini sangat mudah kotor oleh sidik jari. Kami juga telah memesan case pelindung sejak jauh-jauh hari sebelum unit KeyOne kami terima.
Papan Ketik
Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah, KeyOne merupakan satu dari sedikit sekali smartphone kelas atas yang menawarkan papan ketik fisik, sehingga kami merasa tertantang untuk menulis beberapa bagian dari artikel yang sedang Anda baca ini menggunakan KeyOne alih-alih PC. Seberapa membantu? Sangat. Meski bukan berarti tulisan kami bebas saltik atau typo, namun kesalahan dapat direduksi hingga 95%.
​​Pada foto berikut, kami menggunakan kombinasi antara papan ketik fisik dengan virtual yang menampilkan berbagai simbol untuk mempercepat pengetikan saat diperlukan. Maklum, tidak semua simbol dapat tertampung di tombol fisiknya yang ternyata sangat nyaman digunakan meski untuk pengetikan cepat.
Meski begitu kami masih agak sulit membiasakan diri dengan letak tombol alt yang berada di bawah huruf A dan di kiri Z. Kami berpendapat nampaknya akan lebih nyaman jika tombol Shift untuk mengetik huruf kapital yang diletakkan di sana. Shift sendiri sebenarnya terdapat di dua sisi; satu di baris terbawah sebelah kiri dan satunya di sisi kanan yang nyaris tidak pernah kami gunakan.
Kemudian posisi tombol angka "nol" yang bergabung dengan fungsi pengenalan suara, di mana justru untuk menggunakan angka tersebut harus disertai dengan menekan tombol Alt. Agak tidak praktis sih, dan sering membuat kami merasa jengkel saat malah muncul gambar mikrofon alih-alih angka 0.
Fitur pengenalan sidik jari diberikan BlackBerry dengan menyematkan pemindai mini pada tombol spasi. Saat ada opsi untuk pemindaian (misal saat hendak membuka kunci layar), maka lampu latar di tombol tersebut akan berpendar. Responsnya gegas, juga saat perekaman identitas.
Secara keseluruhan, kualitas papan ketiknya tidak mengecewakan, meski Anda yang sudah kadung biasa dengan papan ketik virtual juga mungkin tidak akan merasakan hal yang istimewa. Yang pasti pembiasaan diri itu perlu, dan untungnya dalam satu bulan ini kami sudah cukup terbiasa.
Fitur
KeyOne menggunakan peluncurnya sendiri yang berbasis pada Android 7.1 Nougat, yakni BlackBerry Launcher. Tampilan antarmukanya terbilang mudah digunakan dan intuitif, ditambah Tab Produktivitas BlackBerry di sisi kanan layar (atau posisi lain yang bisa diatur sesuai keinginan) yang memudahkan Anda untuk mengecek jadwal, kalender, hingga daftar pekerjaan hanya dengan sekali geser.
Manfaatkanlah "kekayaan ragawi" yang dimiliki KeyOne: Anda bisa menggunakan hampir semua tombol di papan ketik sebagai pintasan ke fitur atau aplikasi tertentu. Misal tombol "M" untuk (pemutar) Musik, "S" untuk Surel (email), atau "K" untuk Kamu seorang karena "L" is Love dan love is U. Eaaa!
Menariknya, banyak sekali fitur dasar yang biasanya dibawa sebuah smartphone Android kekinian, absen di KeyOne. Padahal versi yang saya gunakan adalah release version sehingga sama seperti yang beredar di pasaran. Sebut saja galeri, pemutar musik dan video, hingga manajer berkas. Meski kesemuanya bisa Anda unduh dengan mudah di Play Store, namun nampak agak "gimana gituuu" ketika fitur atau aplikasi dasar semacam itu absen.
BlackBerry Hub adalah salah satu fitur yang diunggulkan namun tak pernah lagi kami gunakan setelah mencobanya beberapa kali. Mengapa? Karena fitur ini berguna di BlackBerry OS namun pada Android, semua fungsinya kami rasa sudah cukup terwakilkan oleh batang notifikasi, yakni mengumpulkan dalam satu halaman semua aktivitas media sosial, surel dan semacamnya. Tentu saja kebutuhan Anda mungkin berbeda.
Saat mencolokkan pengisi daya, Anda akan mendapatkan pilihan normal atau Mode Booster (perangkat akan dioptimalkan untuk mengisi daya sehingga lebih cepat). Sementara saat menghubungkannya dengan PC, selain opsi yang biasa diberikan seperti isi daya, transfer berkas dan transfer foto, KeyOne juga menambahkan opsi perangkat sebagai MIDI.
Fitur yang cukup menarik berikutnya adalah BlackBerry Privacy Shade. Dengan mengaktifkan fitur ini, Anda dapat menjelajah layar dengan area sangat terbatas sehingga orang di sekitar Anda tidak dapat mengintip apa yang sedang Anda lakukan. Luas area pandangnya juga bisa diatur dengan mudah.
Untuk komunikasi jarak dekat memanfaatkan NFC, pengujian menggunakan berbagai kartu prabayar bank berjalan lancar meski kadang terasa "angot-angotan"; saat sengaja ditempelkan, kartu harus dalam posisi tertentu agar cepat terbaca. Sementara saat tidak diinginkan, di dalam dompet pun kadang tiba-tiba terbaca oleh KeyOne. Namun, proses pengecekan saldo bahkan top up saldo kartu berjalan lancar tergantung aplikasi dari bank yang Anda gunakan juga.
Soal keamanan, denger-denger sih KeyOne ini salah satu ponsel antisadap. Keamanannya juga ditunjang dengan enkripsi update sistem berkala. Namun di sisi lain, saya menemukan celah dalam opsi buka kunci keamanan layar. Saat kami mengeset buka kunci dengan pola, hanya diberi 10 kali kesempatan salah atau ponsel akan dihapus semua datanya. Jika Anda punya teman atau saudara yang iseng atau jahil, hal ini bisa menjadi blunder yang tentu saja sangat merugikan.
Performa
Untuk menguji yang satu ini, kami sengaja menggunakan KeyOne hingga lebih dari satu bulan untuk melihat korelasi prosesor "hemat energi kelas menengah" yang digunakan dengan kinerjanya. Wajar saja, karena dengan harga Rp9 juta kembali seribu rupiah, banyak orang nyinyir dengan spesifikasi KeyOne yang dirasa over priced.
Secara umum spesifikasi yang diberikan ternyata sudah cukup membuat KeyOne berjalan stabil, gegas, dan tetap "adem" serta ditunjang dengan konsumsi daya yang hemat. Sensor sidik jari bekerja apik, memutar berbagai file multimedia juga asik. Pengujian GPS menggunakan aplikasi Google Maps bawaan tergolong presisi, hanya pertama kali penggunaan saja agak melenceng.
Layar KeyOne memang hanya 4.5 inci, namun dengan resolusi 1620x1080 piksel kedalaman 433 ppi, kami juga dapat mengandalkan kecerahan layarnya baik di dalam ruang gelap gulita (tetap nyaman di mata saat posisi kecerahan diatur paling rendah atau otomatis) maupun luar ruang yang terang benderang (saat posisi kecerahan diatur tertinggi atau otomatis).
Berbagai pengaturan manual bisa dilakukan dengan mudah sesuai dengan kebutuhan fotografi Anda.
Berbekal lensa 12MP di belakang, KeyOne patut dipuji dalam menghadirkan imaji yang natural, tajam dan pembesaran yang bukan hanya pemanis atau pelengkap. Kami hampir selalu memanfaatkan fungsi zoom tersebut untuk menciptakan komposisi yang baik dan hasilnya tidak mengecewakan. Fitur PDAF atau Phase Detect Auto-Focus juga meminimalisir hasil yang blur, meski di sisi lain juga masih dapat digunakan untuk memotret panning.
Pun dengan kemampuan rekam video 4K alias Ultra-High Definition. Dengan frame rate 30fps, kami puas dengan ketajaman video dan audio yang dihasilkan. Anda juga dapat merekam momen dalam mode gerak lambat, atau mengambil foto panorama hingga 360 derajat alias satu lingkaran penuh.
Saat kami gunakan untuk mengambil gambar di tempat minim cahaya juga tidak mengecewakan berkat bukaan lensa f2.0, large pixel sensor, hingga lampu kilat dual tone putih dan kuning. Untuk menciptakan foto yang artistik, Anda juga bisa memanfaatkan kontrol manual penuh mulai dari ISO, kecepatan bidik, rana, hingga keseimbangan putih. Atau gunakan berbagai filter bawaan untuk menghasilkan kesan dramatis.
Kamera depannya juga tidak jelek. Meski resolusinya "hanya" 8MP fokus tetap (ya, untuk harga sekelasnya tidak memiliki fokus otomatis!) dan tidak memiliki lampu kilat (meski opsi penerangan bantuan lewat layar yang akan berubah putih dengan level kecerahan maksimum secara otomatis), namun Anda bisa menghasilkan video Full HD 30fps dan swafoto lebar berkat lensa 84 derajat yang dimiliki.
Berikut galeri dari hasil foto dan video KeyOne dalam berbagai kondisi.
Kesimpulan
Dengan harga hampir menyentuh Rp9 juta, setelah penggunaan sebulan lebih, memang kami merasa KeyOne harusnya bisa dilepas ke pasar dalam negeri dengan harga yang lebih bersahabat; misal seperti Bronze Edition yang dibanderol tak sampai Rp7 juta.
Namun BB Merah Putih selaku pemegang hak BlackBerry di Indonesia mengatakan, pangsa pasar yang mereka tuju memang khusus, yakni kalangan yang membutuhkan privasi lebih untuk ponsel yang mereka gunakan sehari-hari. Bagaimana menurut Anda?
(+) Desain tidak pasaran dengan papan ketik QWERTY penuh
(-) Desainnya membuat agak sulit memainkan permainan berorientasi lanskap, sering salah sentuh tombol Kembali/Kerja Jamak
(+) Tombol papan ketik enak ditekan, tidak bikin jari sakit meski digunakan mengetik panjang, sangat cocok untuk bekerja terutama bagi jurnalis
(-) Posisi tombol alt dan shift yang sering membingungkan, juga tombol 0 yang digabung dengan voice dictation
(+) Kualitas kamera sangat bagus, baik untuk foto maupun video, dengan pengaturan manual cukup lengkap
(-) Belum mengadopsi dua lensa seperti kebanyakan ponsel kekinian
(+) Kinerja stabil, gegas, tidak cepat panas, baterai awet ditambah fitur pengisian optimal yang dapat mengisi baterai 50% hanya dalam 36 menit
(-) Harga kelewat mahal untuk spesifikasi "di atas kertas"
(+) Fitur keamanan yang menjaga privasi pengguna
(-) Blunder dapat terjadi jika memiliki kerabat jahil atau kita benar-benar lupa dengan kunci layar yang kita atur
Catatan: Beberapa poin maupun gambar pendukung mungkin akan ditambahkan di kemudian hari untuk mendukung tulisan