top of page

Perusahaan di ASEAN Menghadapi Risiko USD750 Miliar dari Serangan Siber


Germaine Hoe, Manager, Communications, Media and Technology practice, A.T. Kearney

Foto Germaine Hoe, Manager, Communications, Media and Technology practice, A.T. Kearney.

Perusahaan-perusahaan di seluruh blok Asosiasi Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (Southeast Asian Nations, ASEAN) menghadapi peningkatan risiko serangan siber, yang dapat menyebabkan berkurangnya kapitalisasi pasar atau market capitalization perusahaan-perusahaan ternama di kawasan ini sebesar USD 750 miliar, menurut penelitian terbaru dari Cisco.

Penelitian yang dilakukan oleh A.T. Kearney, perusahaan konsultan manajemen global ini menekankan bahwa relevansi strategis ASEAN yang tengah berkembang, didorong oleh ekspansi ekonomi dan adopsi digital yang sedang berlangsung, menjadikannya sasaran utama serangan siber.

Menurut Indonesian Security Incident Response Team on the Internet Infrastructure / Coordinator Center (Id-SIRTII/CC), terjadi 205.502.159 serangan siber dari Januari - November 2017. Di antara semua serangan terbesar, serangan malware WannaCry (atau terjemahan bebasnya, "Mau Nangis") pada bulan Mei 2017 berhasil memengaruhi 12 institusi di seluruh Indonesia, termasuk Jakarta dan Sulawesi, di berbagai sektor seperti kesehatan, pendidikan, dan pelayanan publik.

Negara-negara ASEAN saat ini menghabiskan rata-rata 0,07 persen dari PDB kolektif untuk keamanan siber setiap tahunnya. Kawasan ini perlu meningkatkan pengeluaran mereka antara 0,35 dan 0,61 persen dari PDB antara tahun 2017 dan 2025, agar sesuai dengan tolok ukur negara-negara terbaik di kelasnya.

Grafis Lanskap Kebijakan Siber Nasional Negara-negara ASEAN.

Untuk Indonesia, total jumlah pengeluaran selama periode tersebut mencapai USD 62 miliar. Bahkan, Indonesia, Filipina, Vietnam, dan Malaysia diharapkan akan mengalami peningkatan pengeluaran yang sangat tinggi seiring usaha mereka mengatasi masalah infrastruktur.

Perwakilan dari A.T. Kearney mengatakan: "Seiring berubahnya lanskap teknologi dan munculnya ancaman baru, saat ini sangatlah penting bagi negara, pemerintah, dan sektor publik dan swasta untuk bergabung, berkolaborasi dan berbagi praktik terbaik. Keamanan siber adalah sesuatu yang memengaruhi kita semua, dan khususnya di ASEAN, di mana negara memiliki ikatan yang kuat antara satu sama lain. Seperti yang kita ketahui, kekuatan kita ditentukan oleh titik terlemah yang dimiliki."

©2017-2018 @titui | Hak Cipta Dilindungi Undang-undang.

bottom of page